Hari raya Idul Adha tinggal menghitung hari. Di tengah pandemi ini, tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak praktik penipuan jual beli ternak untuk meraup untung jutaan rupiah.
Jika dilihat, hewan gelonggongan memiliki keanehan tersendiri. Jika tubuh sapi yang masih hidup itu dibelah dengan membuat sayatan kecil di tubuh sapi di bagian perut, dari sana langsung keluar ratusan miligram air yang mengalir seperti air dari pancuran.
Apa Itu Daging Gelonggongan?
Daging sapi glonggongan adalah daging yang diperoleh dari sapi yang telah dipaksa minum air sebanyak mungkin sebelum disembelih. Tujuannya tidak lain untuk menambah bobot sapi, sehingga secara otomatis akan meningkatkan keuntungan penjual. Umumnya ternak yang diburu adalah sapi.
Kerugian dan Bahaya Membeli Sapi Glonggongan
Dari sisi bisnis, pembeli akan rugi membeli daging dengan bobot yang tidak wajar. Dari segi kesehatan sudah jelas, karena menurut penelitian, daging glonggongan setara dengan bangkai. Apalagi dari segi hukum agama daging ini haram, karena menurut syariat Islam, hewan sebelum disembelih tidak boleh dianiaya.
Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengkategorikan daging glonggongan sebagai makanan haram untuk diperjualbelikan dan dikonsumsi, selain penipuan terhadap konsumen karena penyembelihan dengan menyiksa sapi terlebih dahulu.
MUI mengatakan makan daging salak sama dengan makan bangkai. Dengan dipaksa masuk air atau digendong, biasanya hewan yang akan disembelih sudah mati. Jadi, sudah menjadi bangkai baru.
Dr. dr. Doddi Yudhabantara selaku Kepala Ilmu Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Fakultas Kedokteran Hewan UGM juga memberikan pendapatnya. Ia mengatakan bahwa pemanggangan daging merusak jaringan sapi, juga akan mempercepat penurunan kualitas daging, dimana berat daging akan meningkat dengan bertambahnya berat air itu sendiri.
Cara Mengenali Daging Sapi Glonggongan
Ciri khas daging ini di pasaran dapat dikenali oleh masyarakat dengan melihat apakah dagingnya lebih banyak mengandung air. Selain itu, pembeli harus melihat apaka daging dijual tanpa digantung (agar tidak menetes), baunya juga kurang khas seperti bau sapi pada umumnya.
Namun jika daging ini sudah beredar dalam bentuk potongan daging, cara membedakan daging gelonggongan dengan daging segar antara lain:
- Daging pucat
- Konsistensi dagingnya lembek berair
- Permukaan daging basah
- Biasanya penjual tidak menggantung daging karena jika digantung akan banyak air yang menetes dari daging.
Jika airnya dicampur dengan yang lebih kotor akan lebih berbahaya karena kuman yang berasal dari organ pencernaan sapi berupa bakteri E. Coli, bagi yang mengkonsumsinya akan menjadi sakit dengan gejala diare.
Setelah mengetahui ciri-ciri hewan ternak glonggongan di atas, akan lebih mudah untuk menghindarinya, bukan? Selamat mencoba ya ^-^