Kabar gembira datang dari grup usaha Barapi Meat & Grill. Setelah sekian lama dinanti-nanti para investor dan pengusaha kuliner, kini sejak kwartal kedua tahun 2023, manajemen Barburger resmi membuka peluang usaha kemitraan yang dibuka umum secara luas.
Barburger selama ini terkesan tertutup dan enggan membuka peluang kemitraan dengan berbagai alasan. Meski bisnisnya menarik di mata investor dan para pengusaha kuliner, Barburger selama ini masih membatasi adanya kerjasama kemitraan usaha. Hingga akhir tahun 2022, kerjasama kemitraan usaha dengan Barburger sangat dibatasi hanya untuk investor selektif dan entreperneur pilihan.
Sebelumnya, puluhan calon investor menyayangkan tertutupnya manajemen grup usaha Barapi Meat & Grill yang tidak berkenan membuka kemitraan usaha untuk brand Barburger. Para calon investor dan pengusaha juga mengeluhkan minimnya akses informasi seputar peluang bermitra dan berinvestasi pada brand Barburger.
Setidaknya terdapat 60an calon investor yang sudah berinisiatif menghubungi manajemen Barburger sejak tahun 2019, menanyakan apakah brand tersebut membuka franchise atau kemitraan. Namun, pihak manajemen selalu menjawab bahwa brand Barburger belum siap untuk dimitrakan dengan berbagai alasan. Mulai dari usia usaha yang masih terlalu muda, jumlah cabang sendiri yang belum banyak, perijinan yang belum dikantongi, kesiapan manajemen dalam menglola dan melayani mitra, hingga kepastian bahwa brand Barburger benar-benar teruji sebagai brand yang diterima oleh masyarakat, menguntungkan, perpengalaman dan mampu bertahan hingga lebih dari 5 tahun.
Tdak puas dengan penolakan halus dari manajemen Barapi Group, puluhan calon investor tersebut rela mengantri dalam waiting list pembukaan cabang brand Barburger, bila nanti sudah dibuka untuk umum.
Adi, salah satu peminat investasi usaha kuliner mengatakan, dirinya di awal tahun 2020 berusaha menghubungi kantor pengelola Barburger, menanyakan apakah brand kuliner burger tersebut sudah open franchise, namun dirinya ditolak secara halus. “Ya, alasannya itu karena tim manajemen belum siap saat itu. Juga karena cabangnya belum banyak. Begitu penjelasan mereka”.
Padahal, lanjut Adi, bila dilihat kegiatan di hampir semua cabang, nampak sangat jelas bahwa Barburger selalu ramai diburu pelanggan. “Setiap saya melintas di depan cabang yang ada di Cempaka Putih, pasti ngantri, bukan cuma pelanggan biasa, tapi para driver ojol juga berjibun,” uangkapnya.
“Menunya juga enak-enak. Tidak seperti menu burger pada umumnya. Hampir semua orang suka. Kalau tampilan outletnya, packaging dan aspek lain sudah ok banget ini,” ungkap Adi.
Waktu itu dirinya merasa heran, kenapa brand kuliner yang sudah ramai pelanggan tidak mau segera mem-franchise-kan. “Inilah yang membuat saya makin penasaran. Berarti brand ini tidak diobral, tapi selektif. Mungkin juga karena mereka merasa ada factor lain yang belum siap kali ya, dan masih perlu ujicoba dengan beberapa cabang,” paparnya.
Hal senada diungkapkan Michelle, calon investor yang juga tertarik mempelajari kerjasama kemitraan dengan Barburger. “Kalau saya tidak ditolak, tapi disarankan mengisi formulir calon investor, mengisi survey dan dijanjikan utk dihubungi kembali bila konsep kemitraannya sudah siap,” ujar Michelle.
Menurut Michelle, selain karena mutu dan kualitas menu yang selalu dijaga dengan baik, dirinya tertarik dengan Barburger karena melihat cara melayani dan menghandle pelanggan dengan baik. “Karyawannya itu nampak cekatan dan terlatih, juga pada ramah dan sopan semua,” imbuhnya.
“Justru karena tidak buru-buru dijual franchisenya, saya jadi tertarik. Karena kan kita sudah pada tahu, di Indonesia ini kan pada latah. Begitu ada brand kuliner yang jualannya laku, meski umurnya baru beberapa bulan dan baru buka 1 cabang, si ownernya sudah tergiur untuk langsung menjual franchisenya. Padahal kan pengalaman dan usia brandnya masih sangat muda. Pastinya masih banyak aspek lain yang belum rapi, mungkin SDM, training, distribusi atau marketingnya yang belum dikelola dengan baik, sehingga kalo dijual business opportunity-nya malah tidak sukses karena pondasi yang masih lemah,” papar pengusaha muda yang sudah memiliki bisnis online shop itu.
Senada dengan Michelle, Rian calon investor lain mengungkapkan keterarikannya dengan kemitraan Barburger karena nampak benar-benar menjaga mutu brand nya. “Hampir semua cabang-cabang Barburger itu ramai pelanggan, dan salutnya itu mereka bisa jagain mutu produk dan layanannya dengan konsisten. Saya biasa beli di Cempaka Putih. Cabang ini gak pernah sepi. Saya juga survey cabang lain juga pelangganya ngantri. Saya sudah amati yang di Tebet dan Benhil, lumayan juga tuh,” ujar Rian.
Ia menyimpulkan, bahwa bisnis kuliner lokal di Indonesia biasanya ramai saat baru opening saja, lalu sepi dan tutup setelah beberapa bulan. “Banyak bisnis kuliner yang booming di tahun pertama hingga buka ratusan cabang, tapi pada berguguran tumbang di tahun kedua, lalu benar-benar mati total di tahun-tahun selanjutnya. Nah, ini saya lihat Barburger tidak seperti itu. Dia konsisten jualan terus, kayaknya sudah lebih dari 5 tahun. Kalo gak salah sebelum pandemi sudah buka dan hingga detik ini cabang-cabangnya masih survive,” ungkap Rian.
Menanggapi komentar para calon investor, owner sekaligus founder Barapi Group Mohammad Iqbal menjelaskan bahwa pihaknya menyatakan baru siap untuk memulai membuka kemitraan di kwartal ke2 tahun 2023. Terkesan lambat karena menurutnya, banyak hal yang harus disiapkan terutama aspek excellent operation yang menjadi detak jantung keberlanjutan usaha kuliner.
“Kami tidak ingin gegabah menerima kerjasama investasi atau kemitraan, karena ini amanah, harus dijaga dengan baik. Investor menanamkan modal kan untuk mendapatkan return yang sesuai dan menguntungkan, jangan sampai kami bukakan cabang, lalu bisnisnya tidak jalan dan kita tidak bisa berbuat apa-apa, sehingga kami dituduh lepas tangan. Kami tidak ingin seperti itu,” paparnya.
Iqbal melanjutkan, “Bukan hanya aspek operasional yang harus excellent, divisi lain seperti Supply Chain, SDM dengan recruitment and trainingnya, accounting and finance, serta marketing juga harus tersistem dan terkelola dengan baik.”
“Kami ingin dari waktu ke waktu pertumbuhan Barburger bukan semata karena opening cabang baru, tapi cabang yang sudah lama, yang dibuka di tahun sebelumnya juga mampu survive bahkan penjualannya harus bisa meningkat di tahun berikutnya. Jadi, ayo kita buka cabang dengan baik untuk bertahan selamanya. Bukan sekadar buka cabang tahun ini lalu kita tutup tahun depan. Itu bukan gaya kami,” pungkas Iqbal dengan bangga.



